Cerita Tentang Para Babi
![]() |
kover depan novel |
Judul: Jakarta Sebelum Pagi
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit: Penerbit PT Grasindo
Tahun Terbit: 2017 (cetakan kedua)
Tebal Halaman: 270
Rating: 4/5 (Goodreads)
"Everyone's damaged in their own way."
Saya baru menyadari kalau saya belum pernah bikin ulasan ala-ala
novel karangan lokal :v (nggak bermaksud rasis). Jadi, tolong persilakan saya
untuk mengulas novel dari pengarang lokal yang namanya kayak judul lagu yang
sempat trending #1 di Youtube beberapa hari lalu dan, tanpa saya sadari,
saya sudah mengoleksi 6 novelnya—salah satunya adalah JAKARTA SEBELUM PAGI.
Pas pertama kali baca blurb-nya, saya sama sekali nggak
menyangka kalau Jakarta Sebelum Pagi adalah novel romance. Ini
novel romance yang tidak biasa, yang kadang manis juga agak ngeri di
saat bersamaan. Ada sedihnya juga, tapi nggak sesedih itu karena pembawaan
tokohnya yang agak aneh dan suka membawa-bawa babi dalam percakapannya. Jakarta
Sebelum Pagi adalah novel romance
yang kedua tokohnya nggak bilang “aku suka kamu” semudah itu karena ada
banyak pertimbangan di masa ini dan masa depan. Novel yang narasi dan alurnya enak banget
buat diikuti: mulai dari pencarian, pertemuan, sampai perpisahan. “Unch”-nya
baru terasa di akhir.
Terlepas dari isi ceritanya, menurut saya yang paling bikin Jakarta
Sebelum Pagi menjadi novel romance yang nggak biasa adalah para tokohnya:
Emina, cewek yang suka bawa-bawa babi dan mengaku punya seriusfobia di
tengah-tengah keseriusan ibu kota, dan Abel, cowok stalker yang aslinya
berusaha untuk bersikap manis tapi terkendala fobianya. Hubungan mereka berdua
ini nih, yang bikin novel ini “jadi”. Mereka punya masalah mereka
masing-masing, kesedihan masing-masing, dan keanehan masing-masing.
Jakarta Sebelum Pagi tidak
diawali dengan pertemuan Emina dan Abel. Malahan, Abel ini agak susah untuk
ditemui (dan menemui seseorang). Melalui “kombo Emina” yang diambil dari toko
bunga di apartemen Emina dan sedikit drama per-fobia-an, akhirnya keduanya
bertemu (kembali) untuk mengurusi masa lalu dan masalah orang lain dengan
jalan-jalan dini hari, serta untuk mencari alasan dari diri sendiri untuk bertahan
di tengah hiruk pikuk Jakarta.
Kalau kalian suka cerita romance yang nggak berlebihan,
mungkin ini adalah cerita yang kalian cari. Saya salut dengan pengakuan Abel
tentang dia yang bertahan karena Emina dan tahu kalau itu salah. Emina pun
nggak berbunga-bunga waktu Abel mengatakan pengakuan tersebut, malahan dialah
yang meminta Abel untuk mencari alasannya sendiri—yang untungnya sudah Abel ketahui.
Ini novel yang sebenarnya sedih, tapi tidak sesedih itu. Ini novel
yang sebenarnya manis, tapi tidak semanis itu.
Komentar
Posting Komentar