Satu #2019

Mulai akhir tahun lalu sampai awal tahun ini (baca: sekarang), saya mencoba untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang ada. Saya yang tertarik pada kaligrafi karena kepincut oleh kaligrafi-kaligrafi di Instagram akhirnya mencoba untuk berlatih, membeli brush pen  seharga Rp 9000-an, sampai akhirnya berani ikut lokakarya yang diadakan oleh kampus saya. Sebagai tambahan informasi: saya tidak pernah ikut yang begituan sebelumnya. Saya juga mulai iseng membangun blog ini kembali, meski saya baru bisa mengisinya sebulan sekali-dua kali. Mengirim naskah novel untuk diikutkan lomba. Mengunggah cerita tentang seks remaja di salah satu aplikasi menulis. Dan, yang paling terbaru, memberanikan diri melamar internship yang berhubungan dengan tulis menulis.

Bagi saya, melakukan hal-hal di atas membutuhkan banyak keberanian dan usaha. Terutama saat memutuskan untuk melamar internship. Saya yang tidak pernah membuat CV ini kebingungan mencari template yang sesuai. Setelah menemukan CV yang sekiranya sesuai dengan selera saya, ujung-ujungnya saya malah kebingungan apa yang harus saya tulis di CV, mengingat saya tak memiliki pengalaman apa pun selain magang saat SMK dulu. Soal blog pun demikian. Yang saya pikirkan ketika memutuskan untuk menghidupkan kembali blog ini hanyalah saya ingin menulis sesuatu selain tulisan fiksi. Saya tidak tahu konten apa yang akan saya tulis di sini.

Yah, akhirnya toh, saya melakukannya juga. Jika boleh jujur, saya cukup bangga pada diri saya sendiri karena berhasil melakukannya sampai sekarang. Melakukan hal-hal di atas membutuhkan keberanian yang besar bagi saya. Juga, membutuhkan kemauan serta komitmen yang sangat kuat (soalnya, saya ini kelewat malas).

Memang, ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan saya. Saya bahkan sempat kecewa, lalu berpikiran bila saya pasti seburuk itu karena untuk melakukan hal-hal sederhana di atas saja tak becus. Ada rasa malu juga karena berpikiran orang-orang yang melihat karya saya mungkin berpikiran, "Alah, apaan, nih? Jelek banget." Beberapa orang bahkan, secara terang-terangan, bertanya (yang saya lihat sebagai "meremehkan secara halus" (waktu itu saya penuh dengan pikiran negatif. lol)) buat apa saya melakukan hal-hal di atas.

Saya terpuruk, lalu mulai berusaha bangkit lagi. Barangkali, keterpurukan saya muncul karena saya terlalu banyak membaca novel bertema keterpurukan pula. Maka, saya menghentikannya. Barangkali kekecewaan saya muncul karena saya terlalu mengambil hati. Maka, saya berusaha memaklumi sifat manusia yang demikian. Dan, saya pun mulai memikirkan segala hal yang sudah berusaha saya bangun selama awal tahun ini. Memuji diri sendiri dengan kata-kata "kamu sudah melakukannya!", berusaha ikhlas dan maklum, serta mencoba lagi.

Awal tahun ini adalah awal yang baik bagi saya. Saya memang tidak memasang target apa pun. Tapi dengan memberanikan melakukan hal-hal di atas, saya belajar banyak. Semoga kedepannya saya berhasil melakukan hal-hal kecil lain yang tidak berani saya lakukan sebelumnya.

Dan, tentunya, semoga apa yang dicita-citakan oleh pembaca sekalian pada tahun ini bisa tercapai.


Komentar

Postingan Populer