"Pilih Dia Atau Ciptaan-Nya?"



Judul: SK2H (Sepasang Kaus Kaki Hitam)
Penulis: ariadi g.
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2017
Tebal Halaman: 244
Rating: 4.2/5 (Goodreads)

"Kamu tahu kenapa kenangan terasa indah dan manis?

Karena dia nggak akan terulang lagi."


FREE SPOILERS!

Setelah melanglang buana, mecari judul novel satu ke yang lainnya, akhirnya teringatlah saya pada novel yang kovernya sempat menarik hati saya di tahun lalu. Jeng, jeng! SEPASANG KAUS KAKI HITAM (selanjutnya disingkat menjadi SK2H) menjadi pilihan bacaan saya yang, menurut saya, aman untuk saya baca. (Karena jika pembaca sekalian membaca unggahan tulisan saya yang sebelumnya, pembaca akan menemukan alasannya).

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya tertarik membaca novel ini karena kovernya, di tambah dengan judulnya (yang kelihatan jelas): SK2H. Judulnya agak bikin saya berpikir pas nemu di toko buku. Saya pikir SK2H itu semacam novel bertema fiksi-ilmiah. Maksud saya, yah, judulnya udah kayak nama zat tertentu. Wkwkw.

SK2H bercerita tentang Ari, anak perantauan dari luar Jawa, yang terpaksa berurusan dengan Meva, mahasiswi yang suka melakukan self-harm. Hampir sama dengan cerita-cerita lain, pertemuan dan kedekatan keduanya bermula dari ke-kepo-an salah satu dari karakter utama, yang dalam hal ini adalah Ari. Lalu, karena seringnya interkasi di antara keduanya, tumbuhlah benih-benih cinta yang tak sempat terucap (eaaaa).

Dari blurb-nya, sudah bisa langsung ditebak sih kalau ini cerita romance. Cuma, yang bikin saya cukup kaget adalah gaya bahasanya. Blurb-nya tuh kesannya medayu-dayu dan suram. Otomatis, pikirannya saya menebak kalau SK2H akan dibawakan dengan bahasa demikian pula, lengkap dengan bermacam diksi serta banyak adegan merenung sendu dan tangisan. Tahunya nggak, bro! Wkwkwk. Malahan, cerita ini dibawakan dengan bahasa khas daerah dekat Ibu Kota sana ditambah dengan gue-lo serta kehidupan anak perantauan.

Penggunaan bahasa yang demikianlah yang bikin konflik SK2H tidak terasa berat-berat amat. Dan, yah, itu berdampak (menurut saya) kurang baik pas bagian adegan self-harm-nya. Kurang klik gitu (saya bisa ngomong gini karena saya nggak ngerti gimana rasanya ada di posisi keduanya). Konfliknya sendiri baru benar-benar terasa pas Ari curhat ke temannya kalau dia suka Meva dan ditembak sama temannya soal keyakinan mereka berdua. Wkwkwk. Sesi curhat itu awalnya santai, sampai ketika temannya mengingatkan Ari soal keyakinan mereka berdua. Kayak, anjir bener juga nih orang.

Membaca ini memberi saya sedikit pencerahan soal hubungan beda keyakinan yang benar-benar bisa saya terima (pada akhirnya). Ari dan Meva sebenarnya sweet banget karena mereka sempat beribadah maupun merayakan hari besar bersama, tapi ya gitu…

Oke. Segini dulu ocehan saya. Selamat membaca!


Komentar

Postingan Populer