Malaikat (juga bisa) Jatuh Cinta
Judul: Halo
Penulis: Alexandra Adornetto
Penerbit: Fantasious
Tahun Terbit: 2015 (edisi baru)
Tebal Halaman: 606
Rating: 3.7/5
(Goodreads)
"Aku sudah berusaha untuk tidak memiliki perasaan ini, sungguh. Tapi dia tidak sama dengan manusia lainnya. Dia berbeda... dia mengerti."
Saya nggak ngerti lagi sudah berapa lama saya nggak baca novel gegara lagi ngerjakan proposal penelitian. Jadi di awal tahun ini, sambil meliburkan diri dari jurnal-jurnal, saya pun akhirnya membaca HALO yang memang sudah cukup lama masuk di wishlist saya.
Saya berharap cukup banyak dari novel ini karena blurb yang ada di sampul belakang.
Maksud saya, dari blurb-nya, novel
ini mengindikasikan cerita cinta beda dunia: antara malaikat dengan manusia.
Bagi saya pribadi, itu lumayan menegangkan soalnya gimana pun juga malaikat
ini, Bethany, turun ke bumi untuk menyelamatkan dunia.
Jadi, saya kaget dong waktu tahu kalau malaikat ini
ternyata usia dan sifatnya kayak remaja cewek pada umumnya (cuma dia lebih
santun dan kalem gitu). Makin baca ke belakang, saya merasa kalau Halo nggak beda jauh dengan cerita
romansa sepasang remaja terlepas Bethany adalah malaikat.
Saya merasa kalau “unsur” malaikat dari cerita ini
kurang klik gitu. Para malaikat dalam novel ini memang digambarkan dengan
makhluk rupawan yang punya kemagisan tersendiri. Tapi itu nggak bearti mereka
tidak punya celah. Terutama si Bethany ini. Ya ampun, dia tuh beneran kayak
cewek yang baru pertama kali jatuh cinta :v// Terus, dia bisa nge-bucin juga sama pacarnya, Xavier, dong.
Itulah yang bikin saya makin ke bekalang malah bikin
saya kurang suka sama novel ini. Halo tipikal
novel romansa remaja khas barat banget dengan latar sekolah, obrolan para
ceweknya, prom night, “aku akan
bersamamu apa pun yang terjadi”, serta kesalahpahaman. Khas novel terbitan
tahun 2010 lah (terbitan awal).
Terlepas dari itu, berhubung Bethany dan kedua
kakaknya adalah malaikat, mereka bertiga sebagai keluarga punya ikatan yang
kuat dan religius. Senang saja rasanya, walau mereka adalah malaikat, mereka
tetap punya sifat saling melindungi, mengerti, tegas, bahkan sampai marah. Bisa
dibilang, karakter maupun hubungan para tokohnya normal tapi lebih baik (?).
Intinya adalah: mulai dari latar sampai bahasa,
novel ini memang bercerita dan (sepertinya) cocok untuk remaja.
Ekspektasi saya tentang cerita yang menegangkan
dengan bahasa khas memang hancur. Tapi tidak berarti pula saya tidak menikmati
cerita ini. Kalau butuh penyegaran yang ringan, cerita ini bagus, kok. Apalagi,
ini ada sekuelnya~
Oke, deh. Selamat membaca!
Komentar
Posting Komentar