Si Pemalu Pergi Ke Kota Besar

 

Kover depan novel

Judul: Katwalk

Penulis: Maria Murnane

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2014

Tebal Halaman: 376

Rating: 3.8/5 (via Goodreads)


“Dia pintar dalam mengatakan tidak, tapi dia tidak pernah belajar mengatakan ya.
Mengatakan ya untuk pengalaman baru. Mengatakan ya pada orang-orang
yang ramah walau tidak dikenalnya…”

Beberapa tahun yang lalu, saya ingat pernah lihat buku ini dipajang di salah satu rak toko buku. Kover dan blurb-nya bikin saya penasaran. Sayangnya, waktu itu saya nggak ada duit alias saya lebih memilih buat beli komik. Jadi waktu tanpa sengaja saya menemukan novel ini di iPusnas, langsung cus saya baca dan pinjam.

KATWALK ini masuk dalam salah satu penemuan besar saya di tahun ini. Rasanya sudah lama sekali saya nggak menemukan novel yang bikin saya bersemangat bacanya. Bercerita tentang wanita awal 30 tahun yang nekat keluar dari pekerjaan stabilnya buat “berpetualang” ke kota besar gegara dibujuk sahabatnya, novel ini mampu bikin penasaran sampai akhir sambil sesekali bikin kita membatin “Oh, saya tahu apa yang dia rasakan”.

Sebagai wanita yang selalu menuruti apa kata orang tuanya, Katrina si heroine yang polos mengambil kesempatan untuk tinggal di New York selama dua bulan sebagai ajang menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Dari semua hal yang ada di novel ini, yang paling saya suka adalah bagaimana perkembangan karakter Katrina ini. Pengambilan sudut pandang orang ketiga (Katrina), bisa membuat saya paham bagaimana rasanya menjadi Katrina yang kurang bisa bergaul dan selalu mencoba untuk membahagiakan orang lain alih-alih dirinya sendiri. Ditambah dengan saya sendiri yang kurang bisa bergaul juga, baca novel ini rasanya related banget sama kehidupan ini. Itu akhirnya membuat simpati saya terhadap Katrina semakin besar.

Di New York, Katrina bertemu dengan banyak orang. Hubungan-hubungan antarkarakter yang dibangun halus banget. Terutama dengan Reid, salah satu karakter yang sukses bikin Katrina (dan saya sendiri) ngarep sama dia (eh, tahunya dia orang brengsek). Selebihnya, hubungan Katrina dengan karakter yang lain sangat baik bahkan cenderung saling mendukung dan membangun. Eh, ada juga sih, satu karakter yang akhirnya jadi uwu-uwu sama Katrina <3

Secara keseluruhan, Katwalk ini bisa dibilang pas dari segi alurnya. Dua bulan itu lama, tapi penceritaan di novel ini terasa pas saja mulai dari persiapan berangkat ke New York sampai balik lagi ke New York. Semuanya “berhasil” dibahas tanpa menyisakan pertanyaan-pertanyaan, bahkan termasuk dengan hubungan Katrina dengan Reid.

Kalau kalian merasa sedikit tersesat, bosan, nggak tahu harus melakukan apa, atau merasa terkurung, saya rasa Katwalk ini bisa member pencerahan pada kalian. Bagaimana pun, keputusan yang diambil Katrina cukup besar untuk orang yang sekecil dia.

Selamat membaca!

Komentar

Postingan Populer