Juni Ke-24

 (Iya, iya. Saya tahu ini sudah Juli. Tapi tolong biarkan saya menulis ini.)


Coba tebak? I got my phone back!


Nah, nggak. Tapi pokoknya sekarang saya sudah ada ponsel, sudah pegang ponsel sehingga saya bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Saya sudah ada ponsel untuk membaca, menulis, dan menggambar lagi. Tidak penting bagaimana saya mendapatkannya karena rasanya menyakitkan untuk diceritakan (ahaha).


Saya sudah pegang ponsel selama sekitar sebulan ini. Akhirnya tangan saya merasakan sensasi itu kembali: benda yang dingin, berat, dan bentuk kotaknya yang entah kenapa rasanya pas sekali di tangan. Ini adalah rasa yang pernah ada, perasaan rindu yang luar biasa!


Oke, mungkin itu terdengar lebay. Tapi tolong harap maklum. Tidak memiliki ponselmu sendiri selama hampir setengah tahun benar-benar neraka. Ditambah dengan keberadaan laptop yang timbul-tenggelam dalam kehidupan saya, rasanya benar-benar stres. Saya tidak tahu apa yang terjadi di luar sana dan benar-benar bingung dengan apa yang harus saya lakukan. Saya jadi kebanyakan menonton TV.


Ketiadaan ponsel dalam hidup juga menyadarkan kalau saya kelihatannya sudah sangat ketergantungan pada benda tersebut. I told you, rasanya benar-benar stres. Saya iri, marah, dan kesal setiap saya melihat orang lain pegang ponsel mereka sendiri. Ada juga waktu di mana saya menangis karena merasa saya adalah orang paling malang di dunia karena tidak memiliki ponsel.


Tapi sekarang begitu saya memegang ponsel saya sendiri, saya justru merasa… biasa saja. Rindu, iri, marah, dan kesal rasanya sudah bukan apa-apa lagi. Saya bahkan sekarang bisa meninggalkan ponsel saya di rumah waktu pergi ke binatu dan baik-baik saja sambil melihat baju-baju saya berputar di mesin cuci. Mungkin ini karena saya sudah terbiasa tidak pegang ponsel.


Aneh juga rasanya mengingat saya dulu sangat menginginkan ponsel, begitu memegangnya sendiri saya malah tidak bersyukur(?) dan lebih suka meninggalkannya.



Buku catatan yang saya maksud di bawah


Nah, tapi posisi saya yang akhirnya memegang ponsel (lagi) saya sekarang bisa lebih produktif lagi. Saya yang awalnya menulis di buku catatan selama tidak memiliki ponsel dan laptop ini akhirnya mulai mengetik tulisan itu di aplikasi menulis. Masalahnya karena sudah terlalu terbiasa menulis tangan, saya tetap menulis di buku catatan (hahaha). Saya juga mulai menggambar lagi, sekalian mencoba aplikasi menggambar yang baru bagi saya. Selain itu, akhirnya saya bisa ikut pelatihan online yang pendaftarannya selalu meminta pesertanya untuk bergabung dalam grup chat. 


Lumayan banyak, kan? Tinggal buka iPusnas saja yang belum. Saya masih bingung mau membaca apa di sana karena saya kehilangan daftar judul novel yang ingin saya baca di ponsel saya yang dulu. Tapi saya harus segera membaca sesuatu sih, soalnya saya sudah lama tidak menulis ulasan novel di sini.


Iya, alasan kenapa mendadak saya bikin ulasan komik (manhwa) karena mereka adalah hiburan saya selama tidak ada ponsel. Saya membaca mereka sambil ngebut karena saya cuma punya waktu beberapa jam saja untuk memegang laptop. Berkat itu jaga saya sekarang punya setumpuk judul manhwa (khususnya yang bertemakan isekai dan kerajaan) yang sudah saya baca.


Jadi apakah saya senang sudah memegang ponsel saya sendiri? Ya, setidaknya saya harus merasa bersyukur. Ponsel itu memudahkan hidup dan membuat saya terus update dengan berita terbaru. (Kalau nggak ada ponsel, saya bakalan telat tahu atas pensiunnya Yuzuru Hanyu.) Di sisi lain, pengalaman saya tidak memegang ponsel selama hampir setengah tahun menyadarkan saya kalau ternyata ponsel bukanlah segalanya…


dan menyadarkan kalau selama ini saya kurang aktivitas lain selain memegang ponsel.


Komentar

Postingan Populer