Bukan Cuma Soal Plagiarisme
![]() |
Kover depan novel |
Judul: Raindrops Serenade
Penulis: Dya Ragil
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2017
Tebal Halaman: 256
Rating: 3.5/5 (Goodreads)
Hampir dua bulan
ini saya nggak baca novel karena sibuk PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan).
Pas kapan hari gitu sempat pinjam Harry
Potter and the Cursed Child sama The
Hate U Give hasil minjam dari
perpustakaan sekolah tempat PLP. Tapi kedua bacaan itu sudah saya kembalikan,
jadi nggak sempat mengulasnya (halah, alasan). Selain itu, saya juga lagi dalam
masa malas-malasnya buat menulis fiksi karena udah keburu sibuk dengan menulis
RPP dan laporan (wkwkwk).
Terus, beberapa
waktu lalu saya pun ngubek-ngubek iPusnas
demi mencari bacaan yang fresh dan
bebas dari so-called depresi lalala.
Dan, bertemulah saya dengan RAINDROPS
SERENADE, sebuah novel yang dulunya agak saya sangsikan isinya karena saya
nggak suka sama blurb-nya.
Pas (dulu) pertama
kali baca blurb-nya, yang saya
pikirkan pertama kali adalah cerita ini bakal sedikit agak lebay. Inti dari blurb-nya itu tentang rebutan lagu yang
berakhir dengan retaknya persahabatan. Rasanya kurang “greget” gitu,. Eman banget, padahal isinya bagus
soalnya Raindrops Serenade ini lebih
dari sekadar rebutan lagu dan retaknya persahabatan.
Bab-bab awal bakal
terlihat agak blur, tapi justru
itulah yang lama-lama bikin penasaran. Seriusan, penulisnya pintar banget
menggiring pembacanya biar penasaran. Mana alurnya halus banget—yang kemudian
bikin nggak bisa menebak siapa sebenarnya yang pencuri lagu. Di tengah-tengah
cerita, si pencuri lagu sudah ketemu. Hebatnya, cerita masih belum selesai tapi
sama sekali nggak memberi kesan panjang ataupun bertele-tele. Menurut saya
pribadi sih, dari bagian tengah sampai akhir itulah justru inti cerita di mulai
dan berakhir.
Selain alur yang enak,
Raindrops Serenade ini juga didukung
dengan penokohan yang nggak berlebihan dan mereka semua memang benar-benar “dipakai
dan dibutuhkan” buat membangun cerita. Cara mereka berinteraksi sampai dialog
yang mereka pakai juga pas-pas aja. Dan, seperti biasa, yang paling saya suka
dari penokohan adalah bagaimana cara para tokoh itu berkembang. Uwuu, seneng
banget rasanya waktu para tokoh menyelesaikan masalah mereka yang mulai dari
soal rebutan lagu sampai bahas tentang perasaan (cinta). Oh iya, catatan: cinta
(dalam hal romantis) di sini bahkan lebay lalala. Halus banget. Definisi dari “cinta
dalam diam”-lah pokoknya. Wkwkwk. (Tapi tetap tersampaikan kok.)
Bagi saya pribadi,
novel setema dengan Raindrops Serenade ini
masih jarang ditemui. Novel tentang permusikan memang banyak, tapi novel
tentang rebutan lagu sampai bawa-bawa hak cipta itu nggak banyak. Di novel ini
penulis membahas sedikit tentang hak cipta dll—yang bikin novel ini kelihatan
niat banget.
Raindrops Serenade ini fresh dan enak dibuat sebagai selingan atau sebagai pelepas penat
barang sebentar. Kalau cari bacaan yang “selesai dalam sekali duduk”, mungkin
ini bisa jadi bacaan tersebut.
Selamat membaca!
Komentar
Posting Komentar